KELAS KTI | STRATEGI MENYUSUN ISI PADA ESAI ARGUMENTATIF YANG KUAT DAN EFEKTIF

 STRATEGI MENYUSUN ISI PADA ESAI ARGUMENTATIF YANG KUAT DAN EFEKTIF 

 Tema : Membangun bagian isi dalam karya tulis ilmiah untuk hasil yang optimal 

 Oleh : Mhd. Suhaidi

Terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah populer yang sering dipublikasikan, salah satunya adalah esai. Menurut Salma (2023) esai merupakan sebuah tulisan yang menggambarkan dan menjelaskan opini penulis mengenai subjek tertentu yang dicoba untuk dinilai oleh penulis tersebut. Struktur esai pada umumnya terdiri dari pendahuluan, isi/pembahasan serta kesimpulan. Langkah awal yang harus diperhatikan dalam penulisan esai yaitu menyelesaikan bagian pendahuluan terlebih dahulu, setelah menyelesaikan pendahuluan yang disusun dengan mengemukakan ide atau argumentasi awal, langkah berikutnya yang harus dipenuhi adalah mengupas ide tersebut secara lebih mendalam dan membuktikan argumentasi tersebut pada bagian isi. 

Jika diibaratkan sebuah hidangan, bagian isi merupakan inti sari yang menentukan cita rasa dan kualitas dari makanan tersebut. Dengan kata lain, bagian isi dalam esai adalah bagian terpenting dan krusial, karena disinilah seluruh ide, gagasan, serta pendapat penulis dituangkan. Bagian isi juga dapat dipandang sebagai tubuh esai yang menyajikan keseluruhan informasi mengenai topik yang dibahas (Rosyidatul et al., 2019). 

Alasan saya tertarik untuk membahas tulisan esai dikarenakan esai merupakan bentuk tulisan yang paling sering kita jumpai, khususnya dalam dunia perkuliahan. Terkhusus lagi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), esai kerap dijadikan tugas bagi mahasiswa. Hal ini juga relevan dengan target pembaca tulisan ini, yaitu para mahasiswa. Ini juga selaras dengan posisi saya sekarang sebagai penulis yang mana juga merupakan seorang mahasiswa. 

Tulisan yang baik merupakan tulisan yang mudah dipahami pembaca, maka dari itu sebagai bagian terpenting dalam tulisan, bagian isi sangat berperan sebagai keberhasilan penulis dalam menyampaikan ide atau gagasan pada tulisannya. Esai sendiri memiliki beragam bentuk, seperti esai deskriptif, argumentatif, dan lain sebagainya. Pada tulisan ini, saya akan berfokus pada penjelasan bagaimana cara menyampaikan isi yang baik pada sebuah esai argumentatif. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses penulisan isi, terutama dalam menunjang agar bagian ini mampu menarik minat pembaca sekaligus mengupas permasalahan secara menyeluruh. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan isi pada esai argumentatif yaitu sebagai berikut: 

1. Sejalan dengan judul Langkah pertama yang harus diperhatikan yaitu bagian isi harus selaras dengan judul yang telah ditentukan, hal ini dikarenakan judul merupakan acuan dari pengembangan ide dalam sebuah tulisan. Isi yang selaras dengan judul juga akan memudahkan para pembaca untuk memahami dan mengingat keseluruhan tulisan melalui judul. Isi yang keluar dari konteks judul akan membuat para pembaca menjadi bingung, dan identitas dari tulisan tersebut akan hilang. 

  • Contoh:  

-JudulMaraknya korupsi di Indonesia.

-Bagian Isi: Membahas lebih dalam berdasarkan konteks judul, misalnya: 

  • Penyebab maraknya korupsi (lemahnya penegakan hukum, budaya permisif, ketidaktransparanan birokrasi, dan lainnya).
  • Dampak korupsi terhadap masyarakat dan negara (Pembangunan mangkrak, merusak perekonomian, dan sebagainya).
  • Solusi untuk memberantas korupsi (penguatan KPK, transparansi anggaran, pendidikan antikorupsi sejak dini).  
Penjelasan: Berdasarkan contoh diatas dapat dilihat keyword dari judul tersebut adalah korupsi, jadi pada bagian isi hal yang perlu kita terangkan dan jelaskan secara mendalam adalah keyword tersebut, dalam kasus ini yaitu korupsi. Hal yang perlu dibahas seperti penyebab korupsi, dampak, serta disempurnakan dengan solusi yang ditawarkan dalam memberantas korupsi tersebut. Jika isi ditulis sejalan dengan judul tulisan, maka para pembaca akan mudah mengingat kembali inti pembahasan tulisan dengan hanya membaca judulnya. 

2. Menjelaskan secara terstruktur Penulisan pada bagian isi juga perlu dilakukan secara runtut dan sistematis agar mudah dipahami. Misalnya pada tulisan tersebut membahas suatu kebijakan yang bermasalah, setiap poin atau ide pada isi sebaiknya diawali dengan menjelaskan pengertian atau maksud kebijakan tersebut, kemudian diikuti uraian mengenai permasalahan yang muncul beserta data dan fakta pendukung. Setelah itu, dapat diikuti dengan membahas upaya dan solusi yang telah dilakukan pemerintah, sertakan pula alasan mengapa solusi tersebut belum berjalan maksimal. Terakhir, lengkapi dengan tawaran solusi alternatif dari penulis sebagai bentuk kontribusi pemikiran. Hal ini perlu diperhatikan agar memudahkan pembaca memahami tulisan secara runtut dan tidak loncat dari satu pembahasan ke pembahasan yang lain. 

Terdapat 2 jenis penyusunan kalimat pada bagian isi esai yaitu deduktif dan induktif. Kalimat deduktif merupakan kalimat yang dimulai dari pernyataan umum ke khusus, kalimat deduktif menampilkan kalimat utama atau kalimat topik pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan kalimat lain sebagai pengembangnya, sedangkan paragraf induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya ditempatkan pada akhir kalimat, dengan demikian struktur paragraf ini dimulai dengan beberapa kalimat penjelas terlebih dahulu, kemudian disusul dengan kalimat utamanya (Siregar, 2024). 

  • Contoh 
-Kalimat Deduktif : Korupsi di Indonesia terus menjelma dikarenakan beberapa faktor mendasar seperti, lemahnya penegakan hukum di Indonesia, budaya yang melekat dari kecil, serta kontrol dan transparansi yang lemah. 

-Kalimat Induktif : Di berbagai sektor pemerintahan maupun swasta, praktik korupsi masih sering terjadi. Penegakan hukum yang tidak konsisten membuat banyak kasus tidak terselesaikan. Selain itu, budaya permisif yang sudah terbentuk sejak lama juga menjadikan masyarakat terbiasa dengan praktik suap atau pungutan liar. Terakhir, lemahnya kontrol dan transparansi kebijakan turut memberi ruang bagi penyalahgunaan wewenang. Dari berbagai faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa korupsi di Indonesia terus menjelma karena lemahnya penegakan hukum, budaya yang melekat sejak kecil, serta kurangnya kontrol dan transparansi. 

Isi yang terstruktur pada sebuah tulisan memberikan kesan bahwa tulisan tersebut memang telah siap untuk dipublikasikan, karena telah berhasil menuangkan dan menerangkan ide tulisan dengan tertata dan runtut. 

3. Mengupas ide serta menyajikan data fakta sebagai penguat argumentasi Ide atau argumentasi penulis yang dijelaskan di bagian isi tidak boleh hanya bersifat subjektif semata atau hanya berdasarkan opini saja, melainkan harus diperkuat dengan sumber yang valid berupa data, angka, statistik dan lain sebagainya. Sumber yang valid biasanya bisa didapat dan diakses melalui buku, artikel jurnal, website resmi, pernyataan seorang tokoh serta sumber kredibel lainnya. Hal ini dilakukan agar tulisan yang ditulis tidak menimbulkan keraguan di kalangan pembaca, karena sudah dilengkapi dengan data yang valid. 

  • Contoh 
-Kurang tepat : ”Burundi merupakan negara termiskin di dunia.” 

-Better : ”Mengutip data Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) per Februari 2025, Burundi adalah negara PDB per kapita terendah di dunia yang tercatat. PDB per kapita Burundi saat ini diperkirakan hanya sekitar US$156,5. Angka tersebut jelas sangat kecil jika melihat populasinya yang mencapai sekitar 14.151.540 jiwa hingga penghitungan akhir 2024.”(Internasional.kontan.co.id, 2025) 

Penjelasan : Kalimat pada contoh yang menyatakan Burundi sebagai negara termiskin di dunia sebenarnya tidak salah, namun kalimat tersebut berpotensi menimbulkan keraguan bagi pembaca karena tidak disertai sumber yang kredibel. Oleh karena itu, sebaiknya tulisan dilengkapi dengan fakta dan data yang valid agar lebih meyakinkan. 

4. Gunakan bahasa yang sederhana, namun tetap mempertahankan unsur formal dalam tulisan. Berbeda dengan tulisan pada jurnal ilmiah, artikel resmi, maupun karya ilmiah lainnya, esai argumentatif lebih baik disusun dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hal ini karena pembaca utama dari esai biasanya adalah mahasiswa yang masih berada dalam tahap belajar. Namun, bukan berarti bahasa yang digunakan boleh bebas, seperti memakai bahasa daerah, bahasa gaul, atau istilah nonformal lainnya, hal tersebut tetap tidak diperkenankan. Tulisan yang baik di sini adalah tulisan yang tetap harus mengikuti kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan sebisa mungkin meminimalisasi penggunaan istilah ilmiah yang terlalu rumit sehingga tidak perlu lagi diterjemahkan ulang oleh pembaca. 

  • Contoh :
-Terlalu formal : “Fenomena globalisasi telah mengonstruksi dinamika sosial-budaya masyarakat melalui penetrasi nilai-nilai transnasional yang berimplikasi pada dekonstruksi identitas lokal.” 

-Lebih Sederhana : “Globalisasi mempengaruhi kehidupan sosial-budaya masyarakat dengan masuknya nilai-nilai dari luar yang akhirnya mengubah identitas lokal.” Tulisan yang berhasil dipahami pembaca, terutama dalam kalangan masyarakat biasa, menjadi bukti bahwa penulis tersebut berhasil menuangkan dan menyampaikan idenya ke seluruh audiens, salah satunya dengan cara meminimalisir penggunaan bahasa yang formal.

5. Kalimat jangan bertele-tele Tulisan yang terlalu panjang dan bertele-tele biasanya akan membuat para pembaca mudah jenuh, ini dikarenakan karena umumnya mereka hanya ingin langsung menemukan inti dari esai tersebut saja. Jika pada bagian isi dijelaskan terlalu bertele-tele maka akan kurang efektif, Kondisi ini terjadi ketika penulis sering melakukan pemborosan kata, mengulang kalimat yang sama, dan sebagainya. 

Contoh :

-Terlalu Bertele-tele : “Pada dasarnya, bisa dikatakan bahwa teknologi memiliki peran yang sangat penting sekali dalam kehidupan manusia, khususnya dalam era modern pada masa sekarang ini. 

-Lebih Simple :“Teknologi berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama di era modern ini.” 

Dari dua contoh tersebut dapat diketahui bahwa kedua kalimat tersebut mempunyai makna yang serupa, akan tetapi penggunaan kalimat yang sederhana dan efektif akan membuat tulisan lebih ringan dan mudah dipahami. 

Kesimpulan pada tulisan ini yaitu menjelaskan bahwa kelima poin diatas merupakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam penulisan isi pada sebuah esai argumentatif. Tentu saja selain kelima poin diatas, masih banyak terdapat penunjang lain terhadap proses penyempurnaan pada bagian isi, akan tetapi kelima poin ini bisa menjadi fondasi utama. 

Harapan saya sebagai penulis yang notabennya juga masih belajar yaitu melalui tulisan ini saya dapat berbagi pengalaman sekaligus pemahaman kepada pembaca, khususnya mahasiswa, bahwa menulis esai sebenarnya bukanlah hal yang sulit dan perlu dihindari. Selama ini banyak yang masih beranggapan bahwa bagian isi merupakan bagian yang paling menjengkelkan dan sulit dikerjakan saat proses menulis sebuah esai. Namun kenyataannya tidaklah demikian, jika kita terbiasa membaca berbagai referensi dan melatih diri untuk menulis secara konsisten, menulis justru akan menjadi proses yang menyenangkan, karena sejatinya dalam proses penulisan ini, kita hanya menuangkan ide-ide yang sudah ada di kepala ke dalam sebuah tulisan. 

Oleh karena itu, teruslah menulis dan jangan takut untuk terus berproses. Ingatlah bahwa tulisan yang baik tidak muncul secara instan, melainkan melalui perjalanan panjang berupa kritikan, saran, dan evaluasi dari berbagai pihak dan pembaca tentunya. Setiap kata atau kalimat yang kita tuliskan merupakan sebuah langkah kecil menuju perbaikan diri untuk membentuk tulisan yang berkualitas. ”Jangan takut salah dalam menulis, karena satu kesalahan merupakan jejak kecil yang menuntun pena pada tulisan yang lebih sempurna” 

 Mhd. Suhaidi


 Referensi

Internasional.kontan.co.id. (2025). 10 Negara Termiskin di Dunia Tahun 2025 Berdasarkan PDB per Kapita. Kontan.Co.Id. https://internasional.kontan.co.id/news/10-negara termiskin-di-dunia-tahun-2025-berdasarkan-pdb-per-kapita-2 

Rosyidatul, U., Mustofa, M., & Selirowangi, N. B. (2019). Pembelajaran Menulis Esai Dengan Pendekatan Kontekstual Dan Media Video Di Kelas Xi Sma Darul ‘Ulum Sugio. HUMANIS: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Humaniora, 11(2), 128–132. https://doi.org/10.52166/humanis.v11i2.2304 

Salma. (2023). Esai: Definisi, Ciri, Jenis, Struktur, dan Contoh yang Benar. Dunia Dosen. https://duniadosen.com/esai/ Siregar, H. (2024). Penerapan Membaca Intensif dengan Kemampuan Menemukan Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif. Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 4(02), 748–756. https://doi.org/10.47709/educendikia.v4i02.4828

Postingan populer dari blog ini

KASTRAT | Tiga Pilar Krisis Global: Ancaman Geopolitik, Krisis Iklim, dan Tantangan Teknologi

KELAS KTI | Muntahkan Saja Idemu Itu! Oleh: Kinanti Habsari Pratiwi

KELAS KTI | Memahami Metodologi Penelitian oleh Siti Mawaddah Palamani, S.IP., M.Han